Liem koen hian dilahirkan di banjarmasin pada 1896. Ayahnya pedagang kecil yang kemudian menjadi pegawai hindia belanda. Dengan latar pendidikan di ELS dan mencoba kuliah di RHS jakarta, Liem banyak berkecimpung di bidang kewartawanan dan persuratkabaran ia memulai pekerjaannya sebagai staf majalah penimbangan yang terbit di banajrmasin masa itu. Pada tahun 1915-1916,ia memeimpin surat kabar thoen tjhioe.

Tahun berikutnya ia memimpin sendiri mingguan miliknya bernama sao lom poo. Mingguan itu tidak berumur lama, karena itu liem kemudian menjadi editor kepala sinar soematra yang terbit di padang dalam tahun 1918-1921 ketika kwee hing tjiat, editor kepala pewarta soerabaya. Pergi ke eropa liem ditunjuk sebagai penggantinya sampai tahun 1925. Dinamika pergerakan nasional indonesia pada tahun dua puluhan nampaknya berpengaruh pada diri liem, pada tahun-tahun itu juga ia mulai melepaskan nasionalis cintanya dan memilih bergabung ke dalam pergerakan nasional indonesia.

Ide-ide liem tentang nasionalisme indonesia bagi peranakan cina terus berkembang sejalan dengan jabatan-jabatan editor yang dipegangnya pada surat kabar soeara poeblik ; sinjit; dan kong hoa po. Konsep liem tentang hindia belanda adalah tanah air dari kaum peranaka tionghoa, oleh karena itu masyarakat tionghoa mempenyai hak dan kewajiban yang sama dengan penduduk pribumi. Ad beberapa faktor yang mendorongnya berpandangan seperti itu. Pertama, munculnya partai-partai nasionalis indonesia dalam tahun 1920an mendorong liem sadar bahwa peranakan tionghoa harus memilih antara berdampingan dengan belanda atau dengan indonesia.

Kedua, perkembangan yang menunjukan bahwa semua orang yang memandang indonesia sebagai tanah airnya, dan secara aktif berperan serta dalam mewujudkan merupakan kesempatang yang baik bagi peranakan cina untuk bergabung dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan indonesia itu. Pada september 1932, bersama dengan kawan-kawanya serta dukungan kaum nasionalisme indonesia di surabaya. Liem medirikan partai tionghoa indonesia ( PTI), melaui wadah ini mereka percaya bahwa peranakan tionghoa tidak hanya dapat menjadi bangsa indonesia dalam arti politik, melainkan melainkan juga harus berjuang bersama-sama dengan kaum nasionalis sama mencapai kemerdekaan indonesia.

0 Response to "Liem Koen Hian"

Post a Comment