Mengenal Oey Tjong Hauw


Beliau dilahirkan pada tahun 1903 di semarang dalam keluarga terpandang. Orang tuanya yang hidup dari kegiatan perdagangan, mendidik Tjong Hauw menjadi seorang pedagang besar. Pada zaman Hindia Belanda, Oey mendirikan CV atas namanya sendiri. Oey juga seorang nasionalis pengkiut dr sun yat sen. Ia mengorganisasikan orang-orang Cina nasionalis untuk memperkuat perjuangan dr. Sun Yat Sen dalam menegakkan demokrasi di Cina; karena itu Oey Tjong Hauw sangat dikenal sebagai oleh tokoh-tokoh pergerakan di Indonesia dari golongan nasionalis, bahkan juga dari kalangan Persatuan Arab Indonesia.

Dalam masa pemerintahan Jepang di Indonesia Oey Tjong Hauw diangkat menjadi anggota BPUPKI. Dalam badan bentukan pemerintah pendudukan jepang itu, oey berbicara dengan mengemukakan pendapatnya bahwa: setiap orang pada masa perang harus menjadi manusia baru sanggup menentang kesukaran dan mau berkorban. Dalam hal ini pembagian kewajiban maka pembagian harus dilakukan dengan menjauhkan rasa perbedaan bangsa, karena hal ini merupakan rintangan untuk mempererat hubungan persaudaraan di kalangan penduduk. Oey Tjong Hauw menyatakan perlu diberikan kedudukan yang dapat disesuaikan dengan keahlian masing-masing orang.

Untuk mencapai persatuan persaudaraan haruslah mempererat persaudaraan antara bangsa-bangsa. Dalam sidang BPUPKI yang membahas masalah corak susunan pemerintah republik dan daerah republik indonesia serta Undang-Undang Dasar yang akan diterapkan di dalam negara republik indonesia. Oey Tjong Hauw mengemukakan pendapat tentang kedaulatan rakyat umumnya. Hal ini tidak mungkin menetapkan mereka harus berpendidikan sekolah menengah. Waktu-waktu yang dipilih semacam itu akan ditolak oleh rakyat sebagai wakilnya, karena itu ia mengharapkan panitia kecil dalam BPUPKI dapat yang memenuhi syarat atau aturan.

Dalam bagian lain Oey Tjong menghargai pendapat Mr. Wongsonegoro seorang angota BPUPKI lainnya, yang menurut Oey menghormati peranan orang-orang Tionghoa di Indonesia. Orang-orang Tionghoa itu kebanyakan masih memegang teguh paham kerakyatan orang ciba setelah kerakyatan Belanda lenyap. Di samping itu ada di antara pemimpin-pemimpin Indonesia yang menganggap bahwa orang Tionghoa tidak mau menjadi rakyat Indonesia karena mereka memandang rendah keakyatan itu. Begitulah polemik yang terjadi ketika perbedaan mulai ada dan dominan sekali di mata masyarakat Indoneisia.

0 Response to "Mengenal Oey Tjong Hauw"

Post a Comment